Hidup Jadi Rangkaian Pilihan Perjuanganku

Tumbuh dan berkembang adalah sesuatu yang pasti di dunia ini dengan seiring berjalannya waktu. Begitu pula perubahan itu terjadi pada setiap individu, karena perubahan itu adalah sebuah proses kedewasaan manusia. Berbicara pada sebuah perubahan, pepatah mengatakan “Tidak selamanya perubahan itu baik. Tetapi untuk menjadi baik, sesuatu itu harus berubah”. Jadi apapun yang kita lakukan haruslah yakin pada diri kita masing masing, bahwasanya kehidupan itu seperti dua sisi uang, yaitu ada sisi yang positif dan ada sisi yang negatif, apabila kita tidak yakin mengambil sebuah resiko, kita tak akan pernah tahu apapun yang kita lakukan adalah baik ataupun benar, berhasil ataupun tidak.

Sejatinya, proses kedewasaan itu mengantarkan kita pada proses pemikiran kita yang matang, pemikiran yang bukan sebatas pemikiran mimpi-mimpi anak kecil tetapi pemikiran kedewasaan sekarang yaitu kedewasaan yang mampu mengimplimentasikan apa yang seharusnya dilakukan untuk masa depannya. Tak heran apabila pada perkembangan kedewasaan itu banyak sekali ditemui luntur-lunturnya mimpi-mimpi masa kecil kita, seperti yang selalu kita impikan pada masa kecil, jika ditanya oleh orang tua ataupun sesorang, “apa cita-cita kalau besuk udah gede adik?”, dengan spontanitas atau memang udah ada arahan mindsite jawaban harapan dari orang tua, kita telah diarahkan untuk menjawab, “aku besuk ingin jadi dokter, jadi polisi, jadi pilot”, dan bla-bla-bla lain sebagainya. Sehingga tanpa alasan yang jelas, mimpi itu hanya sekedar mimpi.

Komunikasi intim dalam hal ini sangatlah diperlukan, sebuah kegagalan dalam sebuah keluarga adalah kurangnya hubungan komunikasi yang baik, karena dalam keluarga yang baik itu lantaran komunikasi antar anggota baik pula. Pada kesempatan kali ini, saya mencoba mengkomunikasian sebuah kedewasaan secara personal kepada seseorang yang telah melahirkan saya 20 tahun yang lalu, yaitu tentang masa depan, tentang mimpi-mimpiku selama ini, begitu pula tentang kita karena ini bukan masalah ku, dia, kamu, ataupun mereka, tetapi semua ini karena kita.

Hidup Jadi Rangkaian Pilihan Perjuanganku
Hidup Jadi Rangkaian Pilihan Perjuanganku
Mengawali sebuah komunikasi, beliau memulai dengan sebuah kata bijaksana untuk anaknya, “Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain”. Pesan yang sangat mulia dan bijaksana menurutku, pesan yang mungkin akan saya ingat dalam setiap tingkah laku dan perbuatan. Lebih lanjut Mengingat manusia tidak hanya sebagai mahkluk individu namun perlu diketahui bahwasanya manusia itu sendiri adalah makhluk sosial. Makhluk yang pada kenyataannya tidak akan perah bisa lepas dari peran serta mahkluk lainya, pasti akan ada timbal baliknya pula, tegas beliau kepada saya.

Mengarungi kehidupan ini, kita tak akan pernah lepas dari yang namanya hubungan, yaitu hubungan dengan tuhan, hungan dengan manusia, dan hubungan dengan alam. Jangan pernah melupakan sang pencipta, yaitu tuhan. Karena Dia yang telah memberikan nikmat kepada kita semua, tanpa-NYa pasti kita tak akan pernah bertemu, tak akan pernah ada pula, dan kepadanya lah tempat memohon dan berdoa. “Jadi sampaikanlah mimpi-mimpimu pada yang diatas”. Hubungan kepada manusia adalah bagian dari ihtiar, bagian dari sebuah usaha mewujudkan segala mimpi-mimpi, dan pada hubungan alamlah kamu akan mengimpimentasikan mimpi-mimpimu itu, tegas beliau sekali lagi.

“Pada persimpangan jalan pemikiranku ini, berbicara pada cita-cita untuk saat ini adalah masih berada pada alunan melodi, masih mengambang pada sesuatu yang transparan, masih gelap meskipun telah berada pada penerangan, masih terasa sepi meskipun pada keramaian” ya itulah ungkapanku satu tahun yang lalu untuk berfikir kedepan tentang masa depan, tentang jenjang pendidikanku. Berkutat pada jurusan apa yang harus saya pilih, pendidikan apa yang harus saya tempuh, hanya untuk sebuah masa depan. Miris juga jika saya sendiri masih berfikir pendidikan itu untuk mencari pekerjaan yang layak, pendidikan itu hanya untuk mencari ijasah dan kemudian untuk melamar kerja. Sejatinya kalau hal itu terjadi, kasihan sekali bagi orang-orang yang hidupnya masih dalam garis bawah, kelas menengah kebawah akan selalu ada pada rantai setan. “Sejatinya, pendidikan menjadi dasar bagi seseorang untuk meningkatkan taraf hidup. Namun, kenyataannya tak semua orang bisa mengenyam pendidikan. Tingginya biaya pendidikan seakan menjadi tembok bagi mereka yang tidak mampu secara ekonomi, tetapi secara kognitif”. (Kompas, selasa (28/2 2012).

Lantun dan tulus, ibu mengatakan pada ku, “Pilihlah sesuai denga  keingananmu, ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu nak”. Sekejap ungkapan tersebut bukan sebuah kata yang biasa, kata-kata tersebut terkandung berbagai makna yang tersirat, amanah pada kedewasaan ini telah dilimpahkan pada kehidupan raga ini.

Amanah besar sudah dilimpahkan pada diri ini, kebebasan, kepercayaan dan lain-lainya telah bersama diikrarkan dalam pernyataan ibu. Semua tanggungjawab apa yang akan saya lakukan kedepan, baik buruk ataupun buruk adalah saya sendiri yang akan menanggungnya, bukan ibu. Menyadari hal tersebut saya bukanlah seorang anak kecil lagi, yang merengek karena sesuatu masalah tetapi sekarang rengek-an tersebut akan sesuatu yang memalukan. “Bebas namun pada aturan yang berlaku” pesan terakhir yang disampaikannya.

Masa depanku, adalah masa kini yang aku lakukan sekarang dan nanti. Bukan ditentukan orang lain namun diriku sendirilah yang menentukan masa depanku. Besar kecil yang kita lakukan hari ini semoga bukan menjadi sekedar lelah, letih dan capek, namun semoga bisa menjadi bermanfaat bagi diriku ataupun orang lain karena hidup adalah perjuanganku.

*Mahasiswa Pendidikan Geografi

ORDER VIA CHAT

Product : Hidup Jadi Rangkaian Pilihan Perjuanganku

Price :

https://ipungberjuang.blogspot.com/2017/05/hidup-jadi-rangkaian-pilihan.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Discussion