Cara Membagi Waktu Pentingnya Berkuliah dan Berorganisasi

Apabila pepatah mengatakan: “Ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu adalah pincang”Maka bagiku, kuliah dan berorganisasi itu juga bisa dikatakan“Organsisasi tanpa kuliah adalah buta dan kuliah tanpa organisasi itu adalah pincang” Anonim

MAHASISWA: KULIAH OK, BERORGANISASI YES

Pendahuluan

Mencari ilmu sejatinya bukan hanya sekedar kita dapati di dalam perkuliahan saja, yang rata-rata sekedar hanya datang, duduk, dan mendengarkan ceramah dosen semata. Namun sesungguhnya ilmu dapat  kita cari dan kita peroleh dimana saja, salah satunya melalui turut serta dalam kegaiatan keorganisasian di kampus (ORMAWA-Organsisasi Mahasiswa) yang didalamnya akan memberikan banyak sekali pengalaman maupun ilmu yang sangat berharga yang tidak satupun diantaranya mungkin kita temukan dibangku perkuliahan.
Cara Membagi Waktu Pentingnya Berkuliah dan Berorganisasi
Perlu kita ingat, menjadi mahasiswa merupakan sebuah anugerah terbesar bagi kita semua. Kesempatan menjadi mahasiswa tidaklah semua orang bisa mendapatkannya, oleh karena itu sesungguhnya gelar yang kita sandang “mahasiswa” merupakan amanah besar bagi kita semua. Ribuan rakyat Indonesia, orangtua kita, saudara-saudara kita ataupun kawan-kawan kita semua yang kini belum berkesempatan menjadi mahasiswa sejatinya telah menaruh harapan besarnya kepada kita semua sebagai generasi penerus, generasi yang tangguh yang kelak akan mampu membawa perubahan yang lebih baik dari sekarang ini.

Melihat kondisi bangsa kita saat ini, penulis memaknai kondisi Indonesia saat ini sedang mengalami yang namanya “sakratul maut” yang dimana negara kita dalam kondisi mati enggan dan hidup pun segan. Meskipun bangsa kita telah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan diproklamirkannya naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno.  Indonesia secara resmi telah menjadi negara yang merdeka atas penjajah bangsa asing saat itu (Bangsa Jepang), namun bila kita melihat realita yang sesungguhnya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat bangsa kita, Indonesia sepenuhnya belumlah merdeka, bangsa kita masih tengah berada dalam penajajahan bangsa asing dengan cara modern. Bukan lagi melakukan penjajahan fisik yang pernah dilakukan melainkan penjajahan psikis masyarakat Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari gaya pola hidup masyarakat yang mulai kearah hedonisme. Parahnya lagi membanjirnya produk-produk asing di negeri ini telah mematikan produk dalam negeri yang kemudian mematikannya secara perlahan, pelan dan pasti.

Permasalahan yang tak kalah menariknya lagi adalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang telah membudaya, mengakar, dan bahkan telah  mendarah daging di negeri ini. Korupsi bukan lagi dilakukan oleh tingkat jajaran kaum elit politik semata, namun telah merambah pada tataran yang lebih rendah dan paling rendah dalam pemerintahan sekalipun seperti tingkat desa, RW, RT, dll. Hal yang paling membuat miris lagi adalah permasalah kasus korupsi oleh para pejabat, para ahli dan tokoh-tokoh terkemuka yang sesungguhnya telah menjadi panutan bagi masyarakat kita semua. Anehnya lagi orang-orang yang ahli hukum harus dihukum, orang-orang yang ahli pendidikan harus lagi dididik dan orang-orang yang ahli pajak sekalipun telah berani makan pajak. Itulah pemandangan kondisi elit politik di negeri ini yang sangat buram dan mengerikan, apalagi yang menjadi korbannya masyarakat Indonesia.

Mahasiswa dipandang sebagai agent of change (agen perubahan), sehingga harapannya mampu mengatasi hal-hal yang menjadi permasalahan negara. Pasalnya mahasiswa merupakan orang yang dipandang masyarakat yang akan mampu membawa perubahan terhadap suatu lingkungan sistem sosial baik dari perubahan dirinya sendiri (individu), keluarga, masyarakat, maupun nusa, dan bangsanya kearah jauh ke depan yang lebih baik. Muncul pertanyaan, bagaimanakah mahasiswa mampu mewujudkannya? Jawaban sederhananya adalah mahasiwa wajib memegang teguh dua pilar sebagai mahasiwa yakni yang pertama adalah akademi (kuliah) yang mengacu pada trilogi akademika (Membaca, Berdiskusi, dan Menulis) dan yang kedua adalah berorganisasi

Kamu dilahirkan dengan sayap
Mengapa kamu lebih suka merangkak dalam hidup?
(Jalalludin Rumi)

Kuliah Ok, Berorganisasi Yes !!!

Seperti yang telah disinggung penulis di atas bahwa benar apa yang telah dikatakan pepatah yang menyatakan ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu adalah pincang. Karena sesungguhnya saling memiliki keterkaitan satu sama yang lainya yang tidak dapat dipisahkan. Sama halnya kuliah dan organisasi, sehingga keduanya pun memiliki arti yang sangat penting dan saling berkaitan satu sama lainya yang tidak dapat dipisahkan diantara keduanya.

Sesungguhnya pernyataan tersebut sudah dapat menarik gambaran kesimpulan sederhana pentingnya perbandingan diantara keduanya, kuliah dan organisasi di mata mahasiswa adalah sesuatu kegiatan yang sama-sama pentingnya.

Organisasi tanpa kuliah adalah buta

Maksudunya, organsiasi tanpa kuliah adalah buta merupakan suatu gambaran bahwa kuliah memerankan peran yang sangat penting dalam meningkatkan keintelektualan seseorang mahasiswa. Bagi sebagian besar mahasiswa, kuliah dianggap sebagai tujuan utama menjadi mahasiswa, sehingga mahasiswa yang seperti ini akan menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Pokok permasalahnya adalah ketika mahasiswa mulai kearah berfikir seperti ini, yang dikhawatirkan adalah mahasiswa akan mendewakan kuliah dengan IPK tinggi yang berujung kuliah dijadikan sebagai batu loncatan untuk mencari ijazah semata yang kemudian tujuan akhirnya hanya untuk mencari pekerjaan saja. Bila hal demikian terjadi, sungguh rendah cita-cita dan mimpi-mimpi mahasiswa saat ini.

Mahasiswa seharusnya berfikir lebih, dengan keintelektualan yang dimilikinya seharusnya mahasiswa mampu berfikir bukan lagi kuliah sebagai tempat untuk mendapatkan ijazah yang kemudian mencari pekerjaan, melainkan kuliah dijadikannya sebagai tempat untuk berfikir kritis dalam menyelesesaikan berbagai persoalan bangsa yang salah satunya berfikir bagaimana dapat menciptakan pekerjaan. Sehingga kelak mahasiswa lulus bukan pekerjaan yang dicari, melainkan pekerjaanlah yang akan mencari.

Kuliah tanpa organsiasi adalah pincang

Maksudnya, kuliah tanpa organsiasi adalah pincang merupakan gambaran yang sudah jelas bahwa organsiasi sangat penting sebagai penunjang perkuliahan atau organsisasi merupakan penyempurna lingkungan akademik. Hal ini sudah disinggung penulis diatas, organsisasi memberikan banyak sekali pengalaman dimana pengalaman tersebut tidak lah mungkin kita dapatkan di dalam perkuliahan.

Manfaat dan pentingnya organsasi mahasiswa, diantaranya: setidaknya mampu menyalurkan minat dan bakat kita, organsisasi dapat kita jadikan sebagai ajang dalam melatih kepemimpinan kita, kebersamaan, mengajarkan kita bagaimana bisa menghargai pendapat orang lain, belajar bekerja sama, bertanggungjawab, dan tentunya organisasi akan mengasah dan melatih merangasang kita untuk terus berfikir kreatif dalam belajar untuk memiliki visi, misi, dan perencanaan dalam hidup ini.

Menjadi mahasiswa yang sesungguhnya, setidaknya mahasiswa haruslah menguasai tiga komponen untuk membawa perubahan yang lebih baik yang diantaranya kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perlu kita ketahui, perkuliahan hanyalah berkutat hanya pada ranah sebatas ilmu pengetahuan saja (kognitif), sehingga untuk memperoleh komponen afektif, dan psikomotorik, maka organsisasilah tempatnya. Karena sesungguhnya organsiasi merupakan labolatorium untuk belajar mempraktikkan apa yang telah kita dapatkan dalam bangku perkuliahan. Seeprti yang dikatakan pepatah “if I hear, I forget; if I see, I remember; if I do, I know”, jadi di organsasi inilah implementasi dari if I do, I know diwujudkan.

Penutup

Beberapa penjelasan diatas, maka sesungguhnya kuliah dan organsiasi adalah kegiatan yang sama-sama mencari ilmu dan belajar, oleh karenanya itu sudah saatnya mahasiswa bergerak melawan rasa malas dan negative thinking, jadikan waktu yang berharga ini untuk terus berkarya dan berkontribusi untuk negeri ini meskipun kecil namun niscaya dan percayalah akan besar manfaatnya.

Seperti yang dikatakan oleh Zig Ziglar, kita tak harus hebat memulai, tapi kita harus memulai untuk menjadi hebat. Begitu pula yang dikatakan oleh Jawahral Nehru, Sukses sering datang kepada orang yang berani bertindak, jarang datang kepada penakut yang tidak berani menerima konsekuensi. Dan pesan terakhir adalah satu ons aksi akan lebih berharga dari pada satu ons teori (Ralp W. E).

Saatnyalah yang muda bergerak !!!
Hidup Mahasiswa !!!
Hidup Mahasiswa Indonesia !!!
Hidup Rakyat Indonesia !!!

Penulis
Ahmad Syaiful Hidayat
Mahasiswa Pendidikan Geografi’10 FIS UNY
Kadept. Media dan Jaringan BEM FIS UNY 2012
Tulisan ini pernah disampaikan dalam diskusi Makrab Mahasiswa D3 FE UNY, tanggal 22 September 2012

ORDER VIA CHAT

Product : Cara Membagi Waktu Pentingnya Berkuliah dan Berorganisasi

Price :

https://ipungberjuang.blogspot.com/2017/05/cara-membagi-waktu-pentingnya-berkuliah.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Discussion