Para Pemuda dan Masyarakat Jogja Nyatakan Deklarasi Anti Hoax dan Ujaran Kebencian

Para Pemuda dan Masyarakat Jogja Nyatakan Deklarasi Anti Hoax dan Ujaran Kebencian

Menjamurnya aktivitas dunia maya yang kian massif dan populer di kalangan generasi milineal saat ini membuat berbagai informasi kian mudah di akses oleh siapapun dan kapanpun serta di manapun berada. Namun demikian, dampak positif tersebut tidak lepas pula adanya arus negatif yang mengiringinya. Alhasil, produksi berita informasi yang seharusnya mampu berwujud kabar relevan justru berubah sampah yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya alias berita bohong atau hoax menjadi asupan konsumsi masyarakat setiap hari. Konten tak bermutu jadi alasan orang berdebat kusir dan saling caci mencaci, membenci satu sama lain. 

Dampaknya, bisa kita lihat sendiri diberbagai media sosial yang menjadi ajang adu debat kusir, saling cerca dan caci maki. Sungguh tontonan bacaan tulisan yang memprihatinkan. Gara-gara sebuah berita sampah, rusak persahabatan, kerukunan, persatuan dan kesatuan. 

Deklarasi anti hoax dan ujaran kebencian
Deklarasi Anti Hoax dan Ujaran Kebencian - Bersama Bu Kompol Wiwik, S.H  (Polda DIY)


Bersama kondisi yang kian memprihatinkan tersebut, gabungan perwakilan relawan Komunitas Se-Jogja bersama-sama sepakat memerangi hoax dan ujaran kekerasan di berbagai media sosial. Tepatnya, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bijak dalam bersosial media. Nota kesepahaman ini diwujudkan dalam bentuk pembacaan berupa naskah deklarasi masyarakat Anti Hoax dan Ujaran Kebencian di Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya dan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada umumnya. 

Kegiatan deklarasi anti hoax dan ujaran kebencian secara resmi dibacakan oleh mas perwakilan dari Komunitas Jogja Nyah Nyoh (JNN) bersama-sama perwakilan komunitas yang ada di Jogja, Kamis 8 Maret 2018 di Secangkir Kopi Yogyakarta. 

"Lokasi Secangkir Kopi terletak di  Jl. Candi Gebang No.2A, Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55584, Indonesia."

Alhamdulilah, tadi malam saya masih bisa menyempatkan untuk hadir mengikuti prosesi kegiatan yang sangat berarti bagi perdamaian persatuan dan kesatuan bangsa kita ini ke depannya. Meskipun info agenda yang diberikan ini sangat mendadak, tapi cukup lumayan yang bisa hadir dari beberapa perwakilan komunitas yang ada di Jogja, seperti Komunitas Jogja Nyah Nyoh (JNN), Komunitas Jogja Garuk Sampah (JGS), Info Cegatan Jogja (IJC), Info Cegatan Imogiri (ICW) dan masih banyak lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semua hadir dalam kekompokkan siap nyatakan anti hoax dan ujaran kebencian. 

Pada kegiatan tersebut, saya bersama Pak Kedunk Ussil dan Bekti Maulana mewakili Komunitas Jogja Garuk Sampah. Awalnya sih, saya tidak sengaja habis selesai mengajar bimbingan belajar di dekat Stadion Maguwo Harjo dan dekat dengan tempat wisata Jogja Bay Waterpark, saya sempatkan buka aplikasi messenger Whatsapp Group JGS. Ehh, isinya ada informasi adanya kegiatan deklarasi anti hoax dan ujaran kebencian. Langsung saja deh otewe ke Secangkir Jawa yang terletak di dekat jembatan Jogja Bay Waterpark. Lokasinya sih lumayan asyik untuk diskusi dan lain-lain atau sekedar ngopi-ngopi bareng teman-teman. Rekomended buat kalian juga yang hobi nongkrong malam, cari tempat enak, cari referensi kuliner malam murah meriah di Jogja.

Sesampainya di Secangkir Jawa, relawan dari komunitas lain sudah berkumpul. Dan tak lupa, kegiatan ini ternyata adalah undangan dari Kepolisian Daerah (POLDA) DIY untuk memasyarakatkan anti hoax dan ujaran kebencian yang marak di tengah masyarakat, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Perwakilan dari Polda DIY dihadiri beberapa angota, namun saya lupa untuk mencatatnya. Mohon maaf ya. Yang jelas, dalam sambutannya ada Bu Kompol Wiwik Hari Tulasmi, S.H (Polda DIY) yang mengajak rekan-rekan komunitas menjadi bagian masyarakat yang sadar bahaya fitnah, adu domba, saling membenci. Oleh karena itu, beliau mengajak untuk memerangi hoax dan ujaran kebencian yang merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan NKRI. 

Setelah itu, deklarasi masyarakat anti hoax dan ujaran kebencian sama-sama dinyatakan. Berikut ini adalah isi dari teks tersebut. Yuk kita amalkan untuk menjaga negeri kita agar tidak terpecah belah.

DEMI TERPELIHARANYA PERSATUAN, KESATUAN,  KEAMANAN, DAN KETERTIBAN DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DAN BERBANGSA, MAKA KAMI DARI:

TOKOH AGAMA, TOKOH MASYARAKAT, DAN SEMUA ELEMEN MASYARAKAT DI SELURUH PROVINSI D.I YOGYAKARTA

DENGAN INI MENYATAKAN:
  1. ANTI HOAX DAN ANTI PENYEBARAN UJARAN KEBENCIAN YANG BERBAU ISSUE SARA
  2. MENDUKUNG LANGKAH POLRI DALAM TINDAKAN TEGAS MELAKUKAN PROSES HUKUM TERHADAP SETIAP PELAKU PENYEBAR HOAX DI SELURUH WILAYAH NKRI
Ya, begitulah isi teks pembacaan deklarasinya. Berikut adalah video pembacaannya.
Selain mengajak masyarakat untuk menolak hoax dan ujaran kebencian, bu Kompol Wiwik Heri Tulasmi, S.H juga memberi testimoni komunitas Jogja Garuk Sampah yang giat rutin menjaga kebersihan Jogja. Beliu juga menyampaikan dukungannya kepada seluruh masyarakat Jogja untuk tertib menjaga kebersihan lingkungan di wilayah Jogja agar kota kita tercinta ini masyarakatnya aman, tentram dan damai. Berikut ini adalah video dari beliau. Semangat mewujudkan cita-cita bersama “Jogja Bersih, Mari Wujudkan!”.

Pegiat Sosial Media, Hobi Dolan, Membaca dan Menulis
Guru Geografi dan relawan Jogja Garuk Sampah

ORDER VIA CHAT

Product : Para Pemuda dan Masyarakat Jogja Nyatakan Deklarasi Anti Hoax dan Ujaran Kebencian

Price :

https://ipungberjuang.blogspot.com/2018/03/deklarasi-anti-hoax-dan-ujaran-kebencian-di-Jogja.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Discussion (1)

  1. Berita hoax memang bisa bikin emosi. Orang yang sadar bahwa berita tersebut hoax, akan mencaci berita tersebut. Orang yang tak tahu akan membela. Komentar penuh emosi pun jadi menumpuk.

    Beberapa hari terakhir saya juga membaca status seseorang yang tidak sesuai kenyataan. Bawaannya bikin emosi. Meski saya tidak ikut berkomentar, sudah banyak orang lain yang mencaci.

    Sudah banyak masyarakat yang sadar dan mencoba menghentikan hoax. Tapi tetap banyak oknum yang melakukannya untuk kepentingan pribadi dan golongon, bahkan dalam pemerintahan.

    ReplyDelete